KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, seusai konferensi pers di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (16/7/2015).
MEKKAH, Baca.com -
Untuk mencegah jemaah tersasar menuju tenda di Mina, Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan petugas di persimpangan
jalan yang direkomendasikan untuk jemaah Indonesia.
Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika ditemui di tenda Amirul Hajj di
Mina, Arab Saudi, Kamis malam (24/9/2015) mengatakan, PPIH telah
menunjukkan jalur atau jalan yang harus dilalui jemaah haji Indonesia
ketika akan melempar jumrah dan kembali ke tenda masing-masing untuk
mabit (bermalam) di Mina.
"Jadi jemaah haji harus melalui yang jalan semestinya," ujar Lukman.
Jalur tersebut telah disesuaikan dengan tenda atau maktab tempat jemaah
Indonesia bermalam, yaitu 45 maktab di Harratul Lisan (Mina) dan tujuh
maktab di Mina Jadid.
Pada jalur tersebut yaitu Jalan Moeasim
untuk mereka yang mabit di wilayah Harratul Lisan dan Jalan King Fahd
untuk mereka yang tinggal di Mina Jadid.
"Pada jalur itu, di
setiap titik persimpangan yang terpecah ada petugas untuk memandu jemaah
agar tidak tersesat," kata Lukman.
Oleh karena itu, ia
memperkirakan jemaah yang menjadi korban pada peristiwa Mina, Kamis pagi
(24/9/2015), terbawa arus jemaah lain saat menuju Jamarat untuk
melontar jumrah pagi.
"Jemaah yang ada di lokasi dan menjadi
korban (musibah Mina) harus dicermati lagi, apa sebabnya. Kemungkinan
mereka terbawa arus yang begitu kuat dan banyak ke sebuah titik yg ingin
dituju, karena tidak tahu," kata Lukman.
Ia berharap korban
meninggal dari jemaah Indonesia tidak bertambah. Sampai pukul 22.00
waktu setempat, jumlah jemaah yang meninggal sebanyak tiga orang.
Sebanyak dua orang sudah diidentifikasi yaiti Hamid Atwi Tarji dari
Probolinggo, Jawa Timur, dan Busyaiyah Sahrel Abdul Gafar yang berangkat
dari embarkasi Batam. Sedangkan satu jemaah lagi belum teridentifikasi
karena tidak membawa identitas seperti gelang yang berisi informasi
nama, nomor kloter, dan embarkasi.
"Kami terus memantau perkembangan jemaah yang menjadi korban," katanya.
Namun untuk korban cidera, Lukman mengatakan datanya sangat dinamis,
sudah ada yang kembali ke kloter dan ada pula yang dirawat.
Sebagian besar jamaah yang meninggal pada peristiwa tersebut adalah
orang tua berusia di atas 60 tahun dan perempuan, terutama dari wilayah
Arab dan Afrika, termasuk Mesir.
Tersasar
Sementara itu, pada hari pertama lempar jamrah 10 Zulhidjah (24/9)
banyak jemaah tersasar di sekitar lokasi lontar jamrah di Jamarat.
Sebagian tidak yakin jalan menuju Maktab masing-masing meskipun
petunjuk jalan menuju Moeasim dan King Fahd jelas. Selain itu, ada
petugas di persimpangan.
Seorang jemaah dari Jepara, Sudaryatin
mengaku tidak tahu jalan ke Maktab 14 tempat ia harus bermabit di Mina,
sehingga ikut tim Media Center Haji yang juga akan menuju tenda Misi
Haji Indonesia di Mina, yang tidak jauh dari terowongan Moeasim.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
0 komentar:
Posting Komentar