Selasa, 22 September 2015 19:59
WARTA KOTA, SENAYAN -- Anggota Komisi IX DPR, Rieke Diah Pitaloka
menyatakan, kondisi perekonomian global memburuk, yang berdampak pada
perekonomian nasional tidak dapat dijadikan alasan pemerintah untuk
tidak menaikkan upah buruh di tahun 2016 nanti.
"Memang
berat jadi pemerintah, tapi itu risiko yang harus ditanggung terutama
oleh pemimpin nasional," kata politisi PDIP, saat meluncurkan hasil
survei pengupahan nasional di tujuh kawasan industri, Selasa
(22/9/2015), yang diselenggarakan di DPR, Senayan, Jakarta.
Dikatakan
Rieke, kenaikan upah nantinya harus berbeda dengan sebelumnya karena
pada bulan Desember 2015, Indonesia akan memasuki skema masyarakat
ekonomi Asia.
Sesuai data di Angola,
ketika diserbu pekerja kasar dari China, maka upah pekerja kasar itu Rp
400.000 per hari di mana semua upah itu dikirimkan kembali ke negara
asal mereka, upah sebesar itu jauh lebih mahal dari kebanyakan warga di Angola.
Hal serupa kemungkinan terjadi di Indonesia, saat pekerja dari
negara-negara di Asia masuk dan bekerja di Indonesia, khususnya para
pekerja kasar.
Perbedaan dimaksud, bahwa pemerintah tidak dapat
menyamaratakan antara gaji pekerja berstatus lajang dengan berkeluarga
sehingga harus ada pemisahaan.
"Kenaikan upah buruh di zaman Soekarno pernah diterapkan, zaman Soeharto juga, jadi ini bukan hal baru," ujar Rieke.
Lebih lanjut, Rieke menjelaskan, berdasarkan hasil survei
Kebutuhan Hidup Layak (KHL) diantaranya pekerja lajang sebesar Rp
2.889.993.7, berkeluarga belum mempunyai anak sebesar Rp 3.645.171, dan
berkeluarga mempunyai anak dua sebesar Rp 5.941.831.
Sementara
itu, proporsi pengeluaran belanja terbesar pada perubahan 39 persen
terdiri dari sewa kamar 65 persen, kompor gas dan LPG 3.6 persen,
listrik 11.7 persen, makanan dan minuman 28 persen dan transportasi 23
persen.
Ada pun tujuh daerah lokasi survei yakni terdiri dari DKI
Jakarta, Jawa Barat (Bekasi-Depok), Banten (Tangerang), Jawa Tengah
(Semarang), Jawa Timur (Surabaya-Sidoarjo), Kepulauan Riau (Batam), dan
Sumatera Utara (Medan).
"Betul sekali bahwa kondisi ekonomi global
cukup mengerikan tapi itu lah fungsinya pemerintah bagaimana dengan
kondisi ekonomi global seperti ini rakyat tidak terabaikan," katanya.
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
0 komentar:
Posting Komentar